Sabtu, 24 Desember 2011

budidaya tanaman sayuran penuh manfaat

Budidaya Tanaman Cabe
PENDAHULUAN
Cabai (Capsicum Annum var longum) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia, Karena buahnya selain dijadikan sayuran atau bumbu masak juga mempunyai kapasitas menaikkan pendapatan petani, sebagai bahan baku industri, memiliki peluang eksport, membuka kesempatan kerja serta sebagai sumber vitamin C. Luas tanaman dan produksi cabe di Irian Jaya pada tahun 1998 adalah 4.104 ha dengan produksi 8.565 ton/ ha.

SYARAT TUMBUH
1. Tanah
- Tanah berstruktur remah/ gembur dan kaya akan bahan organik.
- Derajat keasaman (PH) tanah antara 5,5 - 7,0
- Tanah tidak becek/ ada genangan air
- Lahan pertanaman terbuka atau tidak ada naungan.
2. Iklim
- Curah hujan 1500-2500 mm pertahun dengan distribusi merata.
- Suhu udara 16° - 32 ° C
- Saat pembungaan sampai dengan saat pemasakan buah, keadaan sinar atahari cukup (10 - 12 jam).
TEKNIK BUDIDAYA
1. Persemaian
- Kebutuhan benih setiap hektar pertanaman adalah 150 - 300 gram dengan daya
tumbuh lebih dari 90 %.
- Siapkan media semai dari tanah, pasir dan pupuk kandang dengan erbandingan 1:1 yang dibuat bedengan setinggi ± 20 cm, lebar ± 1 m dan anjang 3-5 m serta diberi naungan dari jerami atau alang-alang/ daun kelapa.
- Sebar benih secara merata atau ditebar dalam garikan dengan jarak antar aritan 5 cm dan ditutup tanah tipis-tipis lalu disiram. Pertahankan kelembaban anah tetap baik agar biji cepat tumbuh
- Setelah bibit berumur 10 hari, maka dilakukan pengkokeran untuk memudahkan menanaman dan mencegah kematian pada waktu tanaman dipindahkan. Sebagai oker dapat digunakan daun pisang , daun kelapa atau kantong plastik. Bibit ang telah dikoker ditempatkan dibawah naungan persemaian.
- Sekitar lima hari sebelum bibit dipindahkan naungan pada persemaian dibuka
atau dikurangi supaya bibit terbiasa kena sinar matahari.

2. Pengolahan Tanah
- Satu minggu sebelum tanam lahan sudah siap, meliputi mencangkul/ bajak dan pembuatan bedengan.
- Ukuran bedengan tinggi ± 30 cm, lebar 1-1,5 m dan panjang sesuai kebutuhan letakan dengan j arak antar bedengan + 30 cm.
- Berikan pupuk kandang dengan dosis 20-30 ton/ ha.
- Bila dipergunakan mulsa dari plastik dapat dipasang setelah dilakukan pemupukan pupuk kandang den bile dipergunakan mulsa dari limbah tanaman seperti dang-slang den sisa-sisa tanaman dapat diberikan setelah penanaman bibit.

3. Penanaman
- Bibit dapat dipindahkan pada umur 28-35 hari setelah semai dengan daun 5 - 7 helai.
- Pilih bibit yang tinggi den besarnya seragam. Tanam bibit dengan posisi tegak dan tekan sedikit tanah disekeliling batang tanaman.
- Siram tanaman secukupnya setelah tanam den penyiraman berikutnya dilakukan2 hari sekali bila tidak ada hujan.

4. Pemupukan
- Diberikan dengan dosis den aplikasi sebagai berikut:
- Pupuk kandang 20 ton / ha.
- Aplikasi seminggu sebelum tanam.
- Urea 150 kg/ ha, umur 3,6,9 minggu setelah tanam dengan dosis 1/3 setiap aplikasi.
- ZA 400 kg/ ha. Umur 3,6,9 minggu setelah tanam dengan dosis 1/3 setiap aplikasi.
- TSP - 36 : 150 kg/ ha, aplikasi seminggu sebelum tanam.
- KCL :100 kg/ ha, umur 3,6,9 minggu setelah tanam dengan dosis 1/3 setiap aplikasi.
- Untuk lebih meningkatkan hasil dapat diberikan pupuk pelengkap cair Tress dengan dosis 500 1/ ha, pada umur 20 hari setelah tanam. Umur 30 hari setelah tanam 500 liter /ha. Umur 40 hari setelah tanam 500 liter /ha dan 50 hari setelah tanam 500 liter /ha.

5. Pemeliharaan
- Lakukan penyulaman bile ads tanaman yang mati pads pagi/ sore hari.
- Pemasangan ajir dapat dilakukan pada saat penanaman atau setelah tanaman setinggi 30 s/d 50 cm dan langsung diikat, panjang ajir + 1,5 m.
- Siangi pertanaman sebelum dilakukan pemupukan bila terdapat gulma.

6. Pengendalian Hama dan Penyakit
- Hama dan penyakit yang wereng menyerang tanaman cabe adalah hama kutu, daun persik, ulat, grayak, hama trips, penyakit busuk buah, bercak daun dan busuk batang. Pengendaliannya hama dapat dilakukan dengan Penyemprotan pestisida alamai ( Lihat artikel tentang pestisida alami )

7. Panen
- Panenlah cabe, bila cabe warna buahnya lebih dari 60 % (Warna buah masih belang hitam).
- Pemanenan dapat dilakukan setiap 3-5 hari sekali secara terus menerus sampai tanaman tidak menghasilkan
- Sewaktu panen sertakan tangkai buahnya, lakukan secara selektif dan hati - hati agar bunga, buah agar batang tidak rontok/ rusak.

BUDIDAYA KECIPIR
Kecipir, Indah Dengan Segudang Manfaat
Meski sering dianggap sepele, tanaman satu ini ternyata punya segudang menfaat. Selain memperindah halaman, kandungan gizinya pun tak kalah hebat.
Tanaman kecipir termasuk tanaman yang gampang ditanam. Tak heran jika hampir seluruh bumi Nusantara dapat ditanami kecipir. Oleh karena itu, tanaman satu ini memiliki beberapa nama daerah. Antara lain cipir (Jawa Tengah dan Jawa Timur), jaat (Sunda), kaceper (Madura), kalongkang (Bali), kacang blimbing (Padang), dan kacang embing (Palembang).
Ada dua jenis tanaman kecipir, yakni kecipir konsumsi (Psophocarpus teragonolobus), dan kecipir hutan (Psophocarpus polustris). Kecipir konsumsi mungkin tidak asing lagi. Sementara kecipir hutan memang tidak banyak dibudidayakan dan digunakan sebagai penutup tanah perkebunan. Anda bisa menjumpainya di perkebunan kelapa sawit dan karet.
Bunga kecipir ternyata cukup indah. Biasanya berwarna putih, ada pula yang berwarna biru atau lembayung. Bentuknya mirip kupu-kupu, dan mekar di pagi hari. Buahnya pun tak kalah menarik. Berbentuk polong persegi empat, setiap segi bersayap, dan bagian pinggirnya bergerigi. Oleh sebab itu, ia disebut pula sebagai "kacang bersayap" atau winged bean. Buah-buah kecipir bergelantungan, dengan panjang berkisar antara 15 - 40 cm. Ketika masih muda berwarna hijau, dan berubah menjadi cokelat sampai hitam pada waktu matang. Setiap polong memiliki sekitar 8 - 10 biji yang bentuknya kecil dan bundar. Biji muda berwarna kuning, dan berubah menjadi cokelat sampai kehitaman saat tua.
TAK SUKA AIR
Tanaman kecipir memiliki keunggulan dalam hal kandungan gizi. Biji kecipir misalnya, memiliki kandungan kalori dan protein nabati yang tinggi. Sementara kandungan lemak yang terendah terdapat pada polong muda. Daun-daun kecipir umumnya kaya vitamin, terutama vitamin A.
Yang lebih menarik, kecipir ternyata memiliki keunggulan lain dibanding daging sapi dan daging domba. Buktinya, kandungan kalori, protein, lemak dan karbohidrat kecipir jauh lebih tinggi ketimbang daging sapi dan domba.
Lalu bagaimana jika kecipir ditanam di pekarangan? Pertama, tanaman kecipir akan menambah keindahan pekarangan. Tampilannya yang menggeliat-merambat, dengan bunga-bunga yang menawan, sungguh merupakan keindahan tersendiri. Belum lagi jika sudah berbuah. Buahnya yang bergelantungan akan menambah keasrian halaman.
Selain itu, kecipir juga berguna bagi perbaikan gizi keluarga dan bisa digunakan untuk pengobatan alternatif. Misalnya, digunakan sebagai obat tetes mata dan telinga, penutup bisul, tambah nafsu makan, dan sebagainya.
Lantas, bagaimana jika ingin menanam kecipir di pekarangan?
1. Mengolah tanah
Gemburkan tanah pekarangan, lalu buat guludan. Ukuran guludan adalah panjang sekurang-kurangnya 5 meter atau sesuai kondisi lapangan, lebar 20 cm, serta tinggi 20 cm. Jarak antara guludan 25 - 30 cm.
2. Menebar Benih
Pilih benih yang berasal dari polong tua (biarkan di pohon
selama sebulan). Lubangi (tugal) tanah guludan sedalam 5 cm dengan jarak sekitar 25 cm. Beri 0,25 kg pupuk kandang per lubang. Setelah sebulan, tebarkan benih sebanyak 2 - 3 butir per lubang.
3. Menyirami
Setelah benih ditebarkan dan ditutup tanah, segera siram. Penyiraman berikutnya dilakukan 1 - 2 kali seminggu. Sebab, tanaman ini tidak suka tanah becek.
4. Memasang rambatan
Rambatan terbuat dari bilah bambu. Ada tiga model rambatan, yakni lurus tegak, lalu lurus membentuk huruf A, dan lurus diatur menjadi para-para.
5. Memupuk
Saat tanaman berumur 3 minggu, beri pupuk NPK sebanyak 5 gram/lubang. Lakukan pemupukan berikutnya sebulan kemudian, dan diulang setiap bulan.
6. Memanen hasil
Pemanenan kecipir bergantung pada kebutuhan, apakah menginginkan polong muda, polong tua, atau umbinya.
SEMBUH DENGAN KECIPIR
Kecipir bisa digunakan untuk pengobatan tradisional, antara lain:
Obat tetes mata dan telinga
Siapkan beberapa daun kecipir, lalu rebus dengan sedikit air bersih sampai mendidih. Saringlah. Setelah dingin, teteskan ke mata dan telinga.
Obat bisul
Tambahkan adas pulosari ke dalam air rebusan kecipir tersebut dengan adas pulosari, lantas haluskan menjadi pasta. Kompreskan pasta ini pada bisul.
Penambah nafsu makan
Masyarakat Jawa akrab dengan jamu godhog (jamu rebus). Nah, biji kecipir dapat dijadikan salah satu bahannya, terutama dimaksudkan untuk menambah nafsu makan.



Tidak ada komentar: